رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ
الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang-orang yang senantiasa mendirikan salat, Wahai Tuhan kami, perkenankanlah
doaku.” (QS. Ibrahim: 40)
Al-Hamdulillah, segala
puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah
–Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Doa ini adalah salah
satu doa terbaik yang pernah dipanjatkan Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihis salam yang dibadikan dalam Al-Qur'an. Pasti doa ini
sangat istimewa dan penuh keberkahan. Selayaknya setiap hamba mukmin menjaganya
dan senantiasa membacanya. Karena tidak ada sesuatu yang lebih disukai seorang
hamba mukmin daripada dia dan orang-orang yang dicintainya menjadi ahli shalat.
Karena shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam agama seseorang.
Shalat menjadi tiang agamanya dan barometer keimanannya, jika baik shalatnya
maka baik pula semua amalnya; sebaliknya jika buruk shalatnya maka buruk pula
semua amalnya.
Allah mengabadikan doa
Ibadurrahman yang berisi harapan dari pasangan dan anak turunnya sebagai
qurrata a’yun (penyejuk mata dan pembahagia hati), yakni mereka menjadi
hamba-hamba Allah yang taat kepada-Nya.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
“Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah memaknakan “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada
kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),” adalah
yang taat kepada Allah, karena tiada sesuatu yang lebih membuat senang
pandangan seorang mukmin dari pada melihat orang yang dicintainya dalam
ketaatan." (Lihat Fathul Baari dalam tafsir ayat di atas).
Sebaliknya, Allah
menyebutkan ciri utama generasi pengganti buruk lagi sesat dengan sifat tidak
memperhatikan urusan shalat.
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ
خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ
غَيًّا
“Maka datanglah sesudah
mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan
hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59)
Makna Idha’atus
Shalat (menyia-nyiakan shalat)
menurut ulama tafsir adalah shalat di luar waktunya dan suka meninggalkan
shalat.
Karenanya Syariat datang
memerintahkan kepada orang tua untuk menyuruh anak-anaknya shalat saat usia 7
tahun. Jika masih suka meninggalkan shalat saat masuk usia 10 tahun agar
memukulnya. Ini juga mengandung perintah agar orang tua mengajari anak-anaknya
shalat.
Kemudian usaha ini
disempurnakan dengan doa agar Allah memberikan taufik kepada diri kita dan
anak-anak turun kita untuk menjaga urusan shalat ini. Karena tidak ada sesuatu
terjadi di muka bumi ini kecuali dengan izin dan kehendaknya, termasuk menjadi
orang yang menegakkan shalat.
Penjelasan
Isi Doa
Maksud “Ya Tuhanku,
jadikanlah aku orang-orang yang senantiasa mendirikan salat” adalah: Wahai
Rabbku jadikan aku termasuk orang yang menjaga shalat pada waktunya,
menyempurnakan rukun dan syarat-syaratnya, serta apa saja yang menjadikan
shalat itu sempurna. Dikhususkannya menegakkan shalat dengan doa ini yang tidak
diminta secara khusus pada ibadah-ibadah selainnya menunjukkan pentingnya
urusan shalat. Karena shalat merupakan syi’ar iman dan pokok amal dalam Islam.
“Dan anak turunku. .”:
begitu juga jadikan dari anak turunku orang yang menegakkan shalat dengan cara
yang sempurna dan paripurna.
“Wahai Tuhan kami, perkenankanlah
doaku,”: Ya Allah kabulkan doaku ini. Berisi pengulangan dan desakan agar doa
benar-benar dikabulkan. Dibuktikan pengulangan nida’(panggilan) kepada Allah dengan menyebut Rububiyyah-Nya yang
menunjukkan tadharru’ (merendahkan diri) yang sempurna di hadapan Allah 'Azza Wa Jalla. Wallahu Ta’ala A’lam.
dikutip dari:voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar