Kamis, 28 November 2013
KH. M. Tholchah Hasan: Pendidikan Agama Berperan Menahan Kenakalan Remaja
Bungus —- Sekolah berbasis agama itu tenang, tidak ada tawuran, pelecehan seksual, dan tindak asusila lainnya. Tidak terjadi kenakalan remaja di lembaga pendidikan agama, semuanya damai-damai saja. Pendidikan agama sangat berperan dalam menahan kenakalan remaja.
Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Agama RI periode 1999 – 2001, KH. M. Tholchah Hasan dalam seminar “Membangun Muslim yang Ramah, Bersahabat, dan Berwawasan Multikultural” di Asrama Haji Bekasi Jawa Barat, Rabu (27/11). Seminar ini menjadi salah satu bagian penutup dalam Pekan Ketrampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAI) VI 2013 yang diikuti perwakilan dari 33 provinsi.
Menurut Kyai Tholchah, berita tentang kenakalan remaja hampir setiap hari kita dengar, baca, dan saksikan di berbagai media. Kenakalan ini berwujud dalam berbagai bentuk, dari kekerasan hingga tindak asusila. Tentu saja hal ini membuat siapapun prihatin, baik masyarakat, guru, maupun Pemerintah sendiri.
Namun, lanjut Kyai Tholchah, jika diteliti secara keseluruhan, tidak semua kenakalan remaja ini terjadi di sekolah lembaga pendidikan. “Ada yang langganan, jarang, bahkan banyak lembaga pendidikan yang tidak pernah terjadi kenakalan remaja,” terang Kyai Tholchah.
Dalam konteks kenakalan remaja, Kyai Tholchah membagi lembaga pendidikan menjadi 3 kelompok:
Pertama, tidak pernah terjadi kenakalan remaja atau damai-damai saja. Menurutnya, sekolah berbasis agama masuk dalam kelompok ini. Kyai Tholchah menyontohkan sekolah-sekolah di Bali, sekolah-sekolah berbasis agama di sana itu tenang, tidak ada tawuran, pelecehan seksual, dan tindakan asusila lainnya.
Kyai Tholchah juga melihat fenomena lembaga pendidikan di Malang, Jawa Timur. Menurutnya, masalah kenakalan remaja juga tidak tampak mengemuka. “Di Pondok Pensatren Asembagus, Situbondo, Jawa Timur itu ada 10 ribu siswa, tenang-tenang saja. Demikian pula di Pasuruan, Pondok Pesantren Sidogiri juga termasuk tenang,” tambah Kyai Tholchah.
Kedua, kadang-kadang terjadi kenakalan remaja. Menurut Kyai Tholchah, lembaga pendidikan yang masuk dalam kelompok kedua ini pernah terjadi kasus kenakalan remaja, tapi itu tidak rutin.
Ketiga, langganan terjadi peristiwa kenakalan remaja, baik tawuran maupun lainnya. Kenakalan remaja dalam lembaga pendidikan yang masuk dalam kelompok ketiga ini seperti hal yang biasa terjadi. “Ada yang tidak tawuran, tapi adanya tawuran syahwat,” kata Kyai Tholchah.
Dari berbagai kondisi ini, menurut Kyai Tholchah, bisa dilihat bahwa terdapat peranan agama yang besar untuk menangkal berbagai kenakalan remaja. “Tapi apakah pendidikan agama saja sudah memberi jaminan? Belum, perlu dukungan dari keluarga, masyarakat, dan komponen lain untuk bisa mewujudkannya,” pungkas Kyai Tholchah
sumber: www.kemenag.go.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar